Gubernur NTB Tegaskan Pelayanan Pada Masyarakat Tetap Berjalan
Lombok, (METROSOERYA.NET) – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengunjungi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedatangan orang nomor satu di Kementerian Dalam Negeri itu selain memberikan bantuan juga ingin memastikan layanan pemerintahan tetap berjalan.
Pagi hari, sebelum meninjau lokasi terdampak gempa, Menteri Tjahjo disertai Dirjen Pemerintahan Desa, Nata Irawan, Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Zudan Arief Fakrulloh dan salah satu deputi di Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPB) menggelar pertemuan dengan Gubernur NTB,
Muhammad Zainul Majdi dan jajarannya di kantor Gubernur NTB, di Mataram, Senin (28/8/2018).
Dalam pertemuan itu, Gubernur NTB, mengungkapkan bahwa hampir satu bulan ini, aparatnya bolak-balik ke daerah kena dampak gempa. Ia bersyukur, dan berterima kasih Mendagri bisa datang langsung ke NTB. Tentu kehadiran Mendagri, bisa menambah semangat, agar seluruh aparatur tidak kendur melayani masyarakat.
Gubernur NTB yang akrab dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB) juga sempat bercerita. Katanya, setelah gempa, kalau ada rapat, para pejabat itu masih takut-takut duduk di depan. Semua saling berdesakkan duduk di dekat pintu.
“Kalau rapat para eselon II ini jarang duduk di depan. Cari duduk dekat pintu. Ada suara kursi saja semua pada berloncatan. Padahal badan besar. Pun kalau solat Jumat, biasanya yang jadi shaf favorit itu di depan, sekarang di belakang dekat pintu,” tutur TGB.
Tapi TGB menegaskan, bahwa penyelenggaraan pemerintahan secara umum di NTB berjalan baik. Namun secara khusus, terutama di Kabupaten Lombok Utara daerah yang paling terdampak, banyak gedung pemerintahan yang rusak dan tak bisa digunakan lagi.
“Termasuk gedung Pemda, yang digunakan untuk layani masyarakat, rumah sakit juga sangat terdampak. Di Lombok Barat, pemukiman juga terdampak, tapi sarana Pemda tak terlalu terdampak. Tapi ahamdulillah Pemda masih berfungsi dengan segala kedaruratannya tetap bekerja,”katanya.
Kabupaten Lombok Utara, menurut TGB memang yang paling parah. Di sana semua kantor dinas tak bisa dipakai lagi. Begitu juga dengan kantor Bupati, rusak parah. Memang ada yang tampak utuh. Tapi di dalamnya rusak berat.
“Di Lombok Utara, tak ada kantor pemerintahan yang bisa dipakai lagi,” katanya.
Namun yang membuatnya salut, Bupati Lombok Utara dan jajarannya tetap berdedikasi melayani masyarakat. Mereka kini mendirikan kantor darurat di tenda-tenda dan kontainer hasil sumbangan.
“Berkantor di tenda darurat. Dan ada donatur beri bantuan kontainer. Sebagian kontainer dipakai untuk pelayanan masyarakat. Kami dengar akan ada kontainer datang, itu akan jadi pusat layanan terpadu. Saya sampaikan ke bupati, pelayanan dasar harus diprioritaskan. Alhamdulillah pelayanan berjalan,” ujarnya.
Saat ini juga, lanjut TGB, telah rumah sakit terapung bantuan TNI dan Kementerian Kesehatan. “Alhamdulillah dalam suasana bencana fungsi layanan masyarakat tetap berjalan,”ujarnya.
Ia juga mohon maklum, bila banyak pegawai pemerintahan yang absen. Karena dalam situasi darurat, ia anggap pegawai yang absen sedang mengurus keluarganya yang kena bencana.
“Mohon dimaklumi. Peraturan internal terkait tunjangan harian sesuai kehadiran tak kami pakai, harap dimaklumi yang tak datang kami anggap sedang bantu keluarganya,” kata TGB. (Rtyn Prima)