Sungai Kresek Kotor, DLHKP Masih Akan Ngecek

TAK JERNIH: Kondisi Sungai Kresek di Kota Kediri.

KEDIRI KOTA, Metrosoerya.net,   Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri belum bisa memastikan sumber limbah yang mencemari Sungai Kresek. Hal ini karena belum ada pengamatan langsung ke lokasi. Anak Sungai Brantas itu mengalir dari Kelurahan Pesantren, Bangsal, Burengan, hingga Desa Gogorante.

“Kami belum bisa memastikan. Nanti kalau sudah ada perintah dari kepala dinas kami akan cek kondisi di sana,” ujar Kepala Bidang Lingkungan Hidup DLHKP Warsito.

Pengecekan nantinya untuk melihat asal limbah. Itu dengan cara membawa sampel air sungai untuk diuji di laboratorium. Namun peninjauan tersebut tak bisa langsung menyelesaikan masalah. “Dari situ nanti kami bisa menyimpulkan limbah dari mana. Kalau disimpulkan langung dan berprasangka kan gak enak dengan yang lain kalau belum diuji,” papar Warsito.

Pengecekan tidak hanya di sungai terdampak. Namun juga akan menyusuri sepanjang sungai. Sehingga diketahui faktor apa saja yang menyebabkan pencemaran. “Ini harus dikaji dengan penuh ketelitian,” imbuhnya.

Sementara itu,          Rohmat, 50, warga Burengan, mengeluhkan bau sungai yang bisa tercium sampai ruangan rumahnya. Kediamannya memang berhadapan langsung. “Dari pagi sampai malam, baunya tidak berhenti,” ungkapnya.

Rohmat menjelaskan, bau tersebut diduga dari campuran limbah beberapa pabrik yang berdekatan dengan aliran Sungai Kresek. Selain itu, masih ada yang buang sampah sembarangan. “Sampai sekarang (kemarin, Red) belum ada langkah untuk membersihkan sungai tersebut,” urainya.

Beberapa petani juga mengaku, susah mengambil air bersih dari sungai itu. Pernah ada yang protes karena sawahnya ikut tercemar. Tanaman jagung pun terimbas. Mereka protes ke pihak pabrik. Lantas ada uang kompensasi untuk mengganti tanaman yang mati. “Ya bakal bereaksi, kalau banyak yang protes,” kata Rohmat.

Ketua RW 1 Kelurahan Pesantren Pujiono juga membenarkan bahwa bau menyengat di Sungai Kresek akibat campuran dari limbah pabrik maupun sampah rumah tangga. Namun, ia mengaku, tidak ada komplain terkait air besih dari warga. Bahkan ia membangun sumur yang berjara 15 meter dari sungai. “Selama ini tidak pernah terjadi krisis air bersih di sini,” terangnya.

Pujiono menjelaskan bahwa aliran Sungai Kresek akan terus bertambah kotor jika warga tidak bisa mengontrol pembuangan sampah ke sana. Ia menambahkan bahwa bau tak sedap dari sungai yang melewati RW 1 Pesantren hanya terjadi jika kemarau. “Kalau musim hujan kan aliran sungai deras, jadi tidak begitu bau,” ujarnya.(Masrur/Ratna Lopez)

Loading

error: Content is protected !!